PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS:
PENETAPAN INDIKATOR, PEMETAAN SK, KD, INDIKATOR, PENETAPAN TEKNIK
PENILAIAN, CONTOH ALAT, DAN PEDOMAN PENSKORAN
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah “Model Penilaian Kelas”
Oleh
Slamet
Riyadi : 210310192
M. Abdul
Khakim : 210310193
Aditya
Firmansyah : 210010194
Ahmad
Farhan : 210310195
Dosen Pengampu:
Drs. Ju’Subaidi, M.Ag
Jurusan Tarbiyah
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
SEPTEMBER 2012
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan
kualitas pendididkan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Penilaian kelas
digunakan untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek dengan
menggunakan ukuran atau kriteria.
Dalam penilaian proses
dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang berkenaan dengan pemilihan
alat pemilihan, penyusunan, pengolahan, data hasil penilaian, termasuk juga
penetapan indikator, pemetaan SK, kompetensi dasar , penetapan teknik
penilaian, serta pedoman penskoran.
Sayangnya, dunia
pendidikan saat ini belum secara keseluruhan tenaga pengajarnya memahami dan
bisa mengaplikasikan tentang model penilaian kelas yang baik, sehingga
menimbulkan keperihatinan yang mendalam akan kondisi seperti ini.
Dalam makalah ini,
dijelaskan tentang pelaksanaan penilaian kelas dengan maksud menambah literatur
dan pembekalan bagi calon tenaga pendidik di era mendatang sehingga diharapkan mempunyai
wawasan dan keterampilan dalam bidang penilaian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menetapkan indikator
pencapaian hasil belajar?
2. Bagaimana menetapkan teknik penilaian?
3. Apa saja alat
yang digunakan dalam penilaian serta cara penskorannya?
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu bagian dalam suskesnya pengajaran adalah bagaimana seorang guru
melakukan penilaian kelas. Terdapat berbagai pedoman dalam melakukan penilaian
kelas, dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa aspek. Adapun
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penilaian kelas adalah sebagai berikut.
Penilaian pembelajaran adalah penilaian terhadapa pertumbuhan dan kemajuan
peserta didik ke arah tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum[1]. Mengingat dibutuhkannya
tindak lanjut dari evaluasi atau penilaian, Suharsimi dalam bukunya menerangkan
bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu (pemelajaran siswa), yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan[2].
A. Penetapan
Indikator Pencapaian Hasil Belajar.
Indikator
merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan, atau proses yang
berkontribusi atas tercapainnya suatu kompetensi dasar. Bagian dari penetapan
indikator hasil belajar adalah pemetaan standart kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator. Hal itu dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik
penilaian. Indikator dirumuskan menggunakan kata kerja yang dapat diukur,
seperti menghitung, membedakan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan.
Indikator
pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan
perkembangan dan kemempuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat
dikembangkan menjadi dua indikator atau lebih, hal ini sesuai dengan keluasan
dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator pencapaian hasil belajar
dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang dilakukan untuk melakukan
penilaian.
Contoh penetapan
SK dan KD dan indikator:
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : Tiga
Semester : Genap
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Menulis,
mengungkapkan pikiran,perasaan dan informasi dalam kerangka sederhana dan
puisi.
|
Menulis puisi
berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.
|
·
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kalimat dalam
puisi.
·
Siswa dapat menulis puisi dengan benar.
|
Indikator
dikembangkan oleh guru sekolah sesuai dengan kondisi daerah dan sekolah
masing-masing. Satu KD dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator[3]. Indikator pencapaian
kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang
penilaian[4].
Dengan melihat
sebagian contoh silabus di atas maka terlihat dengan jelas perbedaan dalam
penyusunan dan pengaplikasian kurikulum KTSP dengan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum sebelum KTSP hanya terpaku atas peraturan pusat, sedangkan dalam KTSP
sendiri guru bisa dengan leluasa untuk mengembangkan sendiri kompetensi dasar
menjadi indikator yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
B. Penetapan Teknik Penilaian.
Beragam teknik
dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta
didik, baik dalam proses maupun hasil belajar. Penilaian kompetensi dasar
dilakukan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah
atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian
yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan
individu maupun kelompok. Untuk itu ada tujuh teknik penilaian yang dapat
digunakan, yaitu penilaian untuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri[5].
Secara umum
penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian
tugas, dan ulangan umum. Tentunya, guru harus yakin dan pandai dalam memilih
teknik penilaian disetiap jenjang dengan metode yang sesuai[6].
Dalam memilih
teknik penilaian, harus memprtimbangkan ciri-ciri indikator. Contoh dari
penetapan teknik penilaian :
1. Apabila tuntutan indikator
melakukan sesuatu maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja.
2. Apabila tuntutan indikator
berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.
3. Apabila tuntutan indikator memuat
tentang unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek tindak
lanjut[7].
Guru yang sudah
banyak berpengalaman mengajar dan menyusun soal, terkadang belum mengetahui
kekurangannya. Apabila keadaan setelah hasil tes dianalisatidak seperti yang
diharapkan dalam kurva normal, maka tentu ada problem dengan soal tesnya[8].
Diantara penyebab
tidak maksimalnya pembelajaran yang bisa dilihat melalui penilaian adalah:
1. metode tidak
sesuai engan tujuan.
2. adanya masalah
dalam pelaksanaan.
3. metode
penilaian tidak sesuai.
4. rumusan tujuan
tidak realistis[9].
C. Alat dan Penskoran dalam Penilaian.
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian di sekolah
dapat berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru sendiri.
Sebagian aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebai
alat penyaji, tetapi untuk penguat saja. Kecuali itu juga diajukan bahwa untuk
tujuan tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru[10].
Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau lembaga pembuat
alat-alat penilaian, sedangkan penilaian guru bersumber dari guru di
sekolah. Sebuah alat penilaian yang
sudah distandarisasikan sudah dapat disebut sebagai alat penilaian standar,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan
atau petunjuk-petunjuk yang diperlukan dalam menjelaskan pelaksanaan, penskoran
dan mengadakan interpretasi.
Baik alat penilaian standar maupun buatan guru, keduanya memiliki kegunaan
yang besar dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah.
Keunggulan alat penilaian standar adalah teruji keautentikannya, namun
terkadang tidak diaplikasikan secara sepenuhnya karena keadaan sekolah yang
beraneka ragam, oleh karenanya alat penilaian buatan guru dianggap lebih sesuai
yang dalam pembuatannya terjun langsung kelapangan[11].
Secara umum alat dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua kriteria,
yaitu penilaian berbasis tes dan penilaian non tes. Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran. Meskipun demikian, terkadang tes dapat digunakan untuk mengukur
atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Ada dua jenis tes,
yakni tes uraian dan tes objektif.
1. Tes uraian
Tes uraian merupakan alat penilaian yang paling kuat. Secara umum tes ini
berupa pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawabnya dalam bentuk
penguraian, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan
menuntut untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri. Dengan demikian tes ini bisa menjadi sebagai tolak ukur kemampuan
siswa dibidang kognitif.[12]
Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan
harian, ulangan tengah semester, atau ulangan kenaikann kelas.
Aspek : Mendengarkan
Standart
Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Memahami siaran atau certa yang
disampaikan secara langsung / tidak langsung
|
Menanggapi
siaran atau informasi dari media elektronik (berita).
|
Menuliskan isi
siaran berita dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah
dipahami.
|
Langkah:
1. Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengan seksama.
2. Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan
memperhatikan ketepatan isi, struktur kalimat, koherensi, ejakan dan tanda
baca.
3. Bacakan hasil pekerjaan di depan kelas.
4. Format penilaian kelas
No.
|
Nama.
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
Ketepatan
isi
|
Struktur
kalimat
|
Koherensi
|
Ejaan dan
tanda baca
|
||||
1.
|
Ahmad
|
3
|
4
|
2
|
3
|
12
|
75
|
2.
|
Bardi
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
|
3.
|
Dst.
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
1. Tidak tepat
2. Kurang tepat
3. Tepat
4. Sangat tepat
Skor perolehan
Nilai siswa :
----------------------------------------------------------------- x 100
Skor maksimum
12
Nilai Ahmad : --------- x 100 = 75
16
2. Tes pilihan ganda dan
uraian
Model penilaian
ini dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsumg, ulangan harian, UTS, atau
UAS.
Aspek: Membaca
Standart kompetensi: Memahami berbagai
teks bacaan non sastra dengan berbagai teknik membaca.
Kompetensi dasar: Mengidentifikasi ide
pokok teks non sastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif.
Indikator: 1. Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf.
2. Menuliskan
kembali isi bacaan secara ringkas dalam beberapa
kalimat.
Petunjuk: Bacalah teks bacaan berikut dengan seksama.
Perkembangan
teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya barang
elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barabg tersebut sudah sampai
dikalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikategorikan barang mewah,
ada pula yang dikategorikan bukan barang mewah.
Soal.
1. Ide pokok paragraf pertama adalah ...
A. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini.
B. Banyaknya peredaran barang elektronik.
C. Pemunculan barang elektronik di masyarakat.
D. Banyaknya barang mewah yang beredar.
E. Perkembangan barang elektronik yang mewah.
2.Tulislah isi
bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan...
A. Ketepatan isi.
B. Struktur kalimat.
C. koherensi.
D. Ejaan dan tanda
baca.
Format Penilaian Karangan (Soal no. 2)
No
|
Nama
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
Ketepatan
isi
|
Struktur
kalimat
|
Koherensi
|
Ejaan
&tanda baca
|
||||
1
|
Budi
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Parman
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Penilaian non test
Penilaian non test
adalah penilaian dengan tanpa menggunakan test, namun bisa dengan menggunakan
pengamatan, atau penelitian, bahkan mencari referensi dari teman objek.
Contoh penilaian
ini adalah dalam aspek sikap
No
|
Nama
|
Perilaku
|
Skor
|
Nilai
|
Ket.
|
|||
Mendengarkan berita
|
Mengerjakan tugas
|
Membacakan hasil pekerjaan
|
Menghargai teman
|
|||||
1
|
Amar
|
5
|
5
|
5
|
5
|
20
|
100
|
A
|
2
|
Ma’ruf
|
4
|
5
|
4
|
4
|
17
|
85
|
B
|
3
|
Munkar
|
3
|
2
|
2
|
3
|
10
|
50
|
C -
|
a. kolom perilaku diisi dengan angka yang
sesuai dengan kriteria.
1.
1 = sangat kurang.
2.
2 = kurang
3.
3 = Cukup
4.
4 = Baik
5.
5 = Sangat Baik
b. keterangan juga diisi dengan kriteria.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari serangkaian uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Salah
satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian
dari peningkatan kualitas pendididkan dapat dilakukan melalui sistem penilaian.
Penilaian kelas digunakan untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu
objek dengan menggunakan ukuran atau kriteria.
Perumusan Indikator Atas SK dan KD oleh guru harus memperrtimbangkan
keadaan sekolah dan peserta didik, inilah yang menjadikan karakteristik uta
KTSP ini.
Berbagai alat penilaian, diantaranya adalah test dan non test. Pemilihan
metode ini juga mempengaruhi bagaimana dalam memberikan skor kepada para siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara, 2009.
Arikunto, Suharsimi,Dkk. Evaluasi
Program Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara,2008.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar,Jakarta:Bumi Aksara,2009.
Harjanto,Perencanaan Pengajaran,Jakarta:Rineka Cipta,1997
Jihad, Asep.dan Haris, Abduh. Evaluasi
Pembelajaran,Yogyakarta:Multi Pressindo,2012.
Komalasari, Kokom Pembelajaran Kontekstual,Bandung:Refika
Aditama,2012.
Setijadi, Definisi Teknologi Pendidikan,Jakarta:Raja Grafindi
Perkasa,1994
Sudjana, Nana. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung:Remaja Rosdakarya,Bandung,2009.
Suwandi, Sarwiji. Model
Asesmen Dalam Pembelajaran, Surakarta:Yuma Pustaka,2011.
Surapranata, Sumarna.dan
Hatta, Muhammad. Penilaian Portofolio,Bandung:Remaja Rosdakarya,2007..
[2] Suharsimi
Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,2008),hal.2.
[4]
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran,(Yogyakarta:Multi
Pressindo,2012),hal.118.
[5] Ibid
98.
148.
[8] Suharsimi
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009),hal.204.
[10] Setijadi, Definisi
Teknologi Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindi Perkasa,1994),hal.49.
[11] Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual,(Bandung:Refika
Aditama,2012),hal.168-170
[12] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar,(Bandung:Remaja Rosdakarya,Bandung),hal.35-43.